Sunday 23 October 2016

Her.

                Ketika rasa nyaman menghapiriku, dan membisikanku kata-kata untuk menghampirimu, dan mengatakan, "aku suka kamu". Ya, kalimat diatas, hampir pernah terjadi dalam hidupku. Menyukai lawan jenis merupaan hal yang biasa namun, menyukai lawan jenis, namun yang ku tahu dia adalah sahabat karibku. Hal itu memang pernah terjadi dalam hidupku. Kuakui, hidupku, tak pernah henti-hentinya berhenti untuk membuat masalah, termasuk masalah akan cinta. Aku masih berumur 15 tahun, namun aku sudah mengerti apa itu cinta. Aku pernah merasakannya walau hanya sekejap saja. Semua datang dan berakhir begitu tragis, maaf, cepat. Jujur, sampai saat ini aku belum merasakan apa yang namanya mencintai dan dicintai. Namun, barulah kurasakan hal itu, ketika, aku masuk SMA. Digadang-gadang, masuk SMA adalah hal yang paling menarik dalam hidup sebuah umat manusia. Minggu pertama adalah minggu yang paling menarik, kutemukan orang-orang baru disekitarku, kenalan kesana-kemari. Membosankan. Kudapati diriku, mendapat jatah kelas MIPA 2, digadang-gadang kelas paling "keren". Lagi-lagi bosan, ku pergi dari kelas tersebut, kudapati lorong kelas kosong, dan kumulai untuk berjalan dilorong tersebut. Lorong dimana ketika jam istirahat, seperti pasar yang sedang ramai-ramainya, namun itu jam pelajaran, tak mungkin mereka semua keluar hanya untuk melihatku berjalan melewati lorong tersebut. Mata ku melihat lantai yang kusam, langit langit yang kotor, dan jendela yang usang. Namun, beberapa saat kemudian, kudapati diriku menatap, sebuah wanita, ya wanita, cantik dan jelita, MIPA 6 rupanya. hahah, pojok sekali kelas itu, dekat dengan sebuah Kamar mandi dilorong tersebut. Kulihat wanita tersebut memperhatikan papan tulis warna putih dengan coretan fisika didalamnya, pelajaran fisika mungkin, pikirku begitu, dengan seksama wanita itu, melihat apa yang dilakukan guru itu didepan kelas. Kulihat lagi, namun kali ini berbeda, dengan seksama kulihat wanita itu, mancung hidungnya, putih wajahnya, lonjong mukanya. kaget, diriku kaget ketika dia juga melihatku, 3 detik yang sangat berharga dalam hidupku, kami saling bertatap muka selama 3 detik, meski hanya sekejap, namun sudah kurasakan apa namanya cinta pada pandangan pertama. Dia melihatku, lalu tersenyum padaku, aah, sejuk sekali pada saat itu. lalu dia kembali berkonsentrasi ke pada pelajarannya. Kulihat langit berwarna biru, burung-burung berterbangan kian kesana-kemari. bebas. rasanya bebas, untuk mencintai seseorang. hahah. Kuingat selalu peristiwa itu. Memang sudah banyak orang, kalau hobiku ini adalah membuat sebuah video. Pada waktu itu, ku dapnggil oleh kakak kelas, untuk membantu membuat sebuah video. Tanpa pikir panjang, langsung ku tanyakan " kapan kita bisa mulai membuat ?". "Mulai nanti pulang sekolah kamu bisa nungguin aku di kantin kita ngobrol lagi, pasal ini. " jawab kakak kelas terebut. Semangat kusambut project tersebut. Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Tanda anak-anak akan bergegas kembali kerumah masing-masing. Aku? masih disekolah menunggu kakak kelas yang katanya tadi ingin mengobrol lagi denganku. Kutunggui kakak kalas terbut lama sekali rasanya, sudah lima belas menit ku menunggu dikantin, Pop ice yang kuminum pun tinggal setenggak lagi habis. Bukan kakak kelas yang datang, namun wanita tadi. Iya, wanita tadi yang tersenyum padaku, saat pelajaran Fisika, dia tersenyum masih kuinggat itu. Dia menghampiriku, deg-deg-deg, derapa suara jantungku, terdengar, menandakan aku sendang jatuh cinta. Tepat didepanku dia berhenti, lalu mengulurkan tangannya, " Namaaku Martha," katanya, "salam kenal" sambung dia, " eh, iya, aku Miko, salam kenal juga " jawabku terbata-bata. Lalu dia duduk disampingku. sumpah aku binggung pada saat itu. gugup sekali rasanya. "Kamu kok belum pulang, nungguin siapa ?" tanya dia kepadaku. "Oh, aku ?, aku nungguin kakak kelas, mau ngobrol bikin video tentang sekolahan." jawabku. " Oh, video menarik deh kayaknya. Jadi pengen ikutan. " balas dia. " Mau ikutan, ah tapi maaf aku belum tau, besok kalo aku dah tau aku cari kamu, terus ku ajak kamu. tapi nanti." jawab ku. "hehe iyaa aku tau kok. Eh iya udah makan belum, makan yuk. aku bayarin deh. " tanya dia. " Hehe, maaf aku udah makan, barusan aja.. " jawabku, " oh, yaudah aku duluan aja ya, itu temenku dah manggil aku, bye ! " kata dia. "hehe iya hati-hati. " jawabku, Memang manis, iya manis, kusuka dia bukan dari fisik, tapi dari sikapnya. manis banget. jadi pengen menjadi bagian dari hidupnya deh. kataku dalam hati. Tak lama kemudian, kakak kelas yang kutunggu pun datang, dia meminta maaf, dan kita berbincang bincang hingga petang.

                   "Duh mik, kita butuh, seseorang yang suaranya bagus buat di dub. siapa ya kamu kenal ?" kata kakak kelas. " Oh, gitu, bentar aku kayaknya tau deh, coba aku cari dia dikelas, masih ada engga yak, " jawabku. Bergegas kupergi dari ruang Laboratorium komputer, menuju kelasnya Martha. Setibanya disana, kutamukan dirinya, bersama beberapa kawan-kawannya, " Assalamuallaikum.." kataku sambil memasuki kelas tersebut. " Waalaikum salam" jawab mereka serentak. " Marthanya ada engga yak ?" tanya ku pada mereka. " Tuh Martha, dicari ama Miko " jawab sala seorang dikelas itu. " Mendengar itu, Martha melihatku, dan mulai menghampiriku, denga cara berjalannya yang khas. " Tumben kamu kesini Mik, ada apa ?" tanya Martha. " Hehe iyaa, ini, masih inget project yang aku ceritain sama kamu beberapa hari yang lalu ?, aku ada job buat kamu, nge-dub, bisa engga ?" tanya ku kepadanya. " Duh, aku engga bisa kalo nge-dub, suaraku jelek." Jawabnya dengan pesimis. " Ciaellah, belum apa-apa dah pesimis. coba dulu, nanti pasti bisa. " Jawabku padanya.." Yaudah deh aku nganut kamu " balasnya. Selepas perbincangan itu, kami menuju, lab. Komputer kembali. Kukenalkan Martha kepada kakak kelas. Dari ekspresinya, mungkin dia ada rasa kepada Martha. "Yaudah, Martha coba kamu kesini dulu, terus baca ini dalem hati, sambil diresapi " kata kakak kelas, sambil menyodorkan secarik kertas berisi teks dub yang akan digunakan nanti. " Oh, iya mas makasih " jawab Matha. Martha mulai melakukan apa yang disuruh oleh kakak kelas tadi, membaca dalam hati, dan mulai meresapinya dalam-dalam. "Udah siap Martha ? kalo udah kita bisa mulai percobaan yang pertama. aku sih udah siap ama voice recordernya. " tanya kakak kelas sambil memamerkan Voice recorder miliknya. " Mm, udah ish mas tapi aku engga yakin aku bisa engga. " jawab Martha pesimis. " Udah Martha, kamu pasti bisa " balas ku kepada martha sambil menarik bibirku membentuk senuman hangat. " Hehe iya makasih, Mik. " jawab Martha tersenyum, Kulihat, wajah sinis timbul dari kakak kelas. Kutakpikirkan itu. Martha memulai kalimat pertama denga baik, halus, dan enak didengar. " Indonesia, merupakan gugusan pulau yang terbentang luas, dari sabang hingga merauke....... "  " Cukup, itu lebih dari cukup, bagus banget kamu. Keknya kamu emang ada bakat deh. " Kata kakak kelas. " Hehe, iya mas makasih. " jawab Martha. Aku sendiri hanya tersenyum manis, melihat Martha. "Jadi, gimana mas ? bagus apa engga pilihane aku ?" tanyaku kepada kakak kelas. "Bagus, lumayan bagus, gini aja gimana kalo kita langsung rekaman aja, pake micnya aku, gitu gimana, setuju apa engga ?" tanya kakak kelas tersebut. " Kalo aku sih siap aja, dan yes gitu." jawabku. " Hmm, gimana ya mas, gini aku juga belum siap, jadi kalo rekamannya diganti besook aja gimana ? " tanya Martha. " Hmm, kalo besok juga engga apa apa juga sebenernnya, kan paling engga kita udah bikin suarannya, biar engga keburu-buru. gitu, tapi kalo besok juga engga apa apa sih, bagus juga ide kamu.. " Jawab kakak kelas tersebut.  " Yaudah bener to mas, kalo besok aja, aku juga siap ! " sambungku. " Iya, besok aja, habis pulang sekolah jangan lupa nanti dimarahin guru itu lagi, karna dah nyepelein tugas ini. " kata kakak kelas tersebut. Setelah mendengar jawaban tersebut, Martha dan aku pamit dari Lab. Komputer dan bergegas menuju kelas kita masing masing. Kita mengambil tas yang masih ada dikelas kita masing-masing, lalu kita bertemu lagi dikantin. Kutanyai dia pulang dengan siapa, dia tak tau, kutawarkan diriku untuk mengantarkannya pulang. Namun, dia menolaknnya, dan kuterima itu, aku tau, karena kita masih awal perkenalan belum intinya. Namun, kuyakin suatu saat kupasti bisa mengatarkannya pulang dan bisa mendapatkan hatinya.

                  Hari-hari pun berlalu, kami semakin dekat, dan semakin dekat. Lagipula kita satu anggota pleton inti disekolah kami, jadi kami saling bertemu dan bertgur sapa, bahkan kita sering bertukar cerita apa yang telah kita alami pada hari itu juga. Kuyakin pada saat itu, bahwa dialah orang yang tepat untuk mengisi hatiku. Dekat dan semakin dekat. Dan pada suatu hari juga, terdapat sebuah lomba yang membuat hatiku bahagia, kuajak kakak kelas itu, dan beberapa kawanku, tak lupa Martha yang ku sukai.

Friday 20 May 2016

Monyet Melankolis

First Sight

Kisah ini dimulai saat aku masih duduk dibangku SMP. Tepatnya ketika aku masih kelas 2 SMP. Pada saat itu aku sudah tau apa itu pacaran, good boy, bad boy ,dan sebagainya. Bisa dibilang pada saat itu pikiranku sudah seperti orang dewasa. Jujur saja pada saat itu aku juga sudah mengalami hal yang sering dilakukan oleh remaja seusiaku. Yaitu, pacaran. Apa lagi kalau bukan pacaran. Namun, belum pernah yang kurasakan bagaimana cinta/pacaran yang sesungguhnya. Aku hanya sekedar suka, lalu mengatakanya kepada wanita  yang kusuka lalu pacaran, setelah bosan kita bubar. Hanya itu, sangatlah membosankan. Tapi semua itu berubah saat Sabtu siang yang menggairahkan hadir. Saat itu aku sedang duduk di depan kelas, melihat burung yang terbang kesana kemari, tak lelah mengejar apa yang mereka inginkan. Tujuan pengelihatanku buyar ketika melihat sekumpulan gadis dari kelas sebelah datang menuju kelas. Biasanya aku langsung cuek dan membiarkanya lewat dan pergi. Namun, saat ini beda. Aku melihat wanita itu berjalan mengairahkan kepadaku. Jantungku berdegub lebih kencang dan cepat dari  biasanya. Jujur saja aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?. Sejenak kukontrol diriku, lalu mulai memandangi wajah gadis itu yang penuh keringat akibat olahraga siang hari itu. Kupandangi dia dalam dalam, ingin sekali mencubit pipinya yang basah karena terkena keringatnya. Jujur, saat itu aku terpesona dalam pandangan pertama. Tiba-tiba konsentrasiku buyar saat bel masuk pelajaran dibunyikan. Dan sejak saat itu memandangi dirinya adalah hal yang menyejukkan hatiku. Dikantin, koperasi, kantor, lapangan, masjid. Ketika bertemu denganya rasanya ingin mengatakan. "Kamu namanya siapa, aku Miko dari kelas 2D". Hahaha namun rasanya tak mungkin. Hati kecil ini ingin sekali mengatakan padanya jika aku suka dia. Hati kecil ini ingin sekali mengenal lebih dalam, siapa dirinya. Kucari kesana kemari, bak preman pasar yang jengkel kepada Tukang Ojek Pengkolan. 
Suatu hari, saat aku duduk dikelas bersama kawan kawanku yang lain, kuberani kan untuk bertanya siapa dia, kuceritakan kepada sahabat terbaikku, Rayhan. Namun, sebenarnya aku tak suka memanggil dia Rayhan, itu terlalu baku. Biasanya dia kupanggil Han M, tau alasanya, karena di kelas terdapat dua nama yang sama. Rayhan Ramadhan dan Rayhan Prasetawan. Jadi ketika aku panggil si Rayhan Muhammad, kupanggil saja dia Han M, dan si Rayhan Prasetyawan, sudah pasti kupanggil Han P karena sesuai dengan kalimat belakangnya Prasetyawan. #Backtothepoint. "M, aku kok gek seneng karo uwong." kataku pada Han M. " Pakeme?, sopo sek mbok senengi ?" Han M tanya balik. " Ha mbuh aku yo gek penasaran sopo jenenge, ayu kok bocahe, manis." Jawabku kepada Han M. " Ciri-cirine koyo piye jal? engko tak takon Kaniko" Balas Han m cepat. " Ciri-cirine ki to ayu, putih, rada duwur, mancung banget, nek kepanasen pipine dadi meh abang. Njuk apaneh ya, pokoke kelas sebelah kok. " jawabku penuh seksama. " Owalah, yo jal aku tak takon Kaniko engko." balas Han M. " Ning pakem lho takon ke, aku penasaran e " balasku kembali " iyo alah, santai wae." balas Han M kembali. Setelah itu, aku memutuskan untuk pergi kekantin perut ini sudah tak bisa ditinggal diam, untuk itu aku mengajak Sultan. Oh iya, Sultan ini orangnya pandai mengaji, taat kepada Tuhan yang maha esa, intinya dia pola pikirnya sudah dewasa, namun terkadang suka jahil kepadaku. Ku ajak Sultan ke kantin. Ku berjalan melewati kelas, lorong, jalan setapak, dan akhirnya kami sampai di kantin kesayangan. Dikantin tersebut ada yang jaga, Namanya Bu Ibah, namun karena aku ingin dia terlihat muda, kupanggil saja dia Mbak Ibah. Kuambil satu buah es teh manis, dan beberapa makanan ringan lainya. Kubayar dan menuju kelas. Memang yang namanya jodoh pasti ngga kemana, buktinya aku berpapasan dengan gadis itu lagi, jantung ini berdegup lebih kencang dari biasanya, kulihat dia ingin ke kantin, dari jarak 10 meter didepan ku dan semakin dekat 7 meter, 5 meter, 3 meter, 2 meter, sumpah ini saat yang ku tunggu-tunggu, rasanya hati kecil ini ingin bertanya siapa namamu. Akhirnya dia hanya lewat begitu saja, ahh, bodohnya aku ini, tak bisa memanfaatkan momen, sial hanya begitu saja ?,hanya lewat ? bodoh, aku memang bodoh, aku ini cewek apa cowok sih, ngomong kek gitu aja gak bisa. Walau aku hanya membiarkan dia untuk lewat, pasti tuhan sudah tau kenapa aku tak menghadangnya dan mengajak berkenalan. Tuhan pasti mengerti, apa yang sedangku rasakan. Sampai kelas, terdengar suara musik yang begitu indah. Penasaran, kutanyai salah satu kawanku. " Eh, iki lagune judule opo? " tanyaku kepada Fasya. " Charlie puth - Marvin Gaye" jawabnya. Kucari lagu itu di Youtube, kutulis satu persatu. C-ha-rl-ie puth. Akhirnya ketemu. Kudengar, kurasakan, ternyata pas dengan isi hati saat itu. Setiap saat ku nyanyikan selalu lagu itu, di kantin, kelas, lapangan, tak terkecuali di WC. 

You got the healing that i want
Just like they say in the song
Until the down. Let's marvin Gaye and get it on

Minggu depan adalah hari yang di tunggu-tunggu siswa kelas 2. Ya, mereka akan mengadakan, Study Tour, atau mungkin lebih tepatnya, Liburan. Bakalan menarik nih, liburan. Kupersiapkan diriku baik-baik. Satu malam sebelum keberangkatan, kusiapkan pakaian, obat, peralatan mandi, dan sebagainya. Ku tidur lebih awal agar bangun lebih awal. Sungguh tak siap bila esok harus berangkat. Namun, yang terjadi adalah kebalikannya. Ku tak bisa tidur. Aku memikirkan Wanita itu. Entah, kenapa perasaan ini tiba-tiba datang, sulit sekali untuk pergi. Padahal esok aku harus berangkat pagi sekali. Sulit sekali. Kuambil segelas air putih lalu mencoba untuk tidur. Kriiing, bel kamarku berdering,"saatnya untuk, mandi, makan, Lets go we going to Jakarta! ". Pikirku. Setelah siap segera saja kuberangkat kesekolah terlebih dahulu. Karena semua bis yang mengangkut kita semua terdapat disana. Sampai juga aku di sekolah. Ternyata ramai juga disana. Tepat sekali, aku bertemu dengan Sultan. " Tong, sek liyane do neng ndi?" tanyaku pada sultan. " Nang njero paling, mlebu wae mendingan, ojo mlebu bis ndisik " jawab Sultan kepadaku. Ku ikuti saran Sultan, dan kita menuju kedalam sekolah. Ramainya, Kucari lalu kududuk disamping tempat duduk Sultan, sementara itu, Upacara sekolah sedang dilaksanakan, bahkan hampir selesai. Setelah sekian lama duduk, bosan menghampiriku, Jalan jalan satu satunya yang dapat membantuku. Koperasi, tempat yang kupilih selain ramai, dekat, tentunya terdapat jajanan snack yang bisa menunda rasa laparku. Tiba tiba di sebelahku terdapat suara, aku tau itu suara, namun rasanya tak asing, rasanya pernah mendengar sebelumnya, tapi kapan, belum kuberanikan diri untuk menenggoknya, kupikir lagi, bukankah ini suara gadis itu, suaranya sama persis saat ia berbincang bincang dengan kawanya saat ingin pergi kekantin. Kucoba untuk melirik, sial terhalangi oleh kardus. Kucoba berdiri mengambil 1 pcs snack, bayar lalu pergi sebelum meninggalkan tempat itu, sempat penasaran menghampiriku, ku balik badan ku, Ya tuhan, apakah ini hadiahmu selama ini, selama ini aku mencintai diam diam, akhirnya aku dapat bersama dia walau hanya beberapa sebentar. Sial, cantik sekali, gumamku dalam hati. Lagi-lagi konsetrasiku buyar ketika Sultan memanggilku untuk lekas berkumpul bersama dengan yang lainya. Bahkan pada saat itu, aku tak sempat mengatakan " Aku duluaan yaa". Ku jatuhka diriku, dan duduk bersama yang lainya. Tak lama kita menunggu, akhirnya kita disuruh untuk lekas mempersiapkan dan membawa barang bawaan kita menuju bus. Dan itu tandanya kita akan segera berangkat. Kulihat diluar sudah banyak bus Safari Dharma Raya berbaris rapi, yang siap mengantar kita ke Jakarta. Aku kedapatan mendapat bus nomor 3, dan wanita itu. Kulihat dia memasuki bus nomor 2. Tak apa, namun entah mengapa ingin sekali kubersamanya, pergi dan menghabiskan waktu dengannya. Kumasuki bus itu, hanya satu dipikiranku saat itu, harum. Ya, sangatlah harum. Harum khas bus OBL. Awalnya, aku mendapat jatah untuk duduk dibelakang, namun entah mengapa dan tanpa alasan yang jelas. Aku disuruh Ega dan Tsania untuk menempati tempat mereka, didepan, belakang guru pendamping. Aku sih tak masalah, yang kumasalahkan hanyalah ingin menghabiskan waktu bersama wanita itu. Aku mendapat jatah duduk bersama Akbar sang ketua kelas, yang sangat beribawa, gagah, dan berani. Berbeda denganku, yang masih sangat kanak-kanak dan tak suka berpikir panjang. Setelah semua siap, roda pun berputar diiringi dengan klakson bus itu. Dalam hati ku ingin kusampaikan kepada gadis itu, hati-hati yaa, sampai bertamu di sana. Satu jam pertama ku masih duduk dengan muka flat. Bosan sungguh bosan. Kucari bekalku, lalu kubuka snack kesukaanku. Kulahap sampai habis. Setelah itu, kucoba untuk tidur, namun lagi lagi tak bisa. Dinginnya AC didalam bus itu sangat membuatku tak nyaman, untung didalam bus tersebut sudah terdapat selimut pada setiap tempat duduknya. Hahah, nyamannya. Kulihat jendela tampaknya bus ini sudah membawa kami sampai Banjarnegara, padahal dalam kurun waktu 3,5 Jam. Tiba-tiba salah satu kawanku Dila memberikan sebuah Flashdisk kepada bapak supir, dan tentunya aku tak tau apa isi flashdisk itu. Dengan sigap bapak supir langsung menancapkan Flashdisk itu kedalam Radio bus. Tiba-tiba terdengar lagu yang tak asing kudengar. Apakah lagu itu milik Bruno Mars?. Kalau tidak salah lagunya adalah Count on me. 
If you ever find yourself stuck in the middle of the seaI'll sail the world to find youIf you ever find yourself lost in the dark and you can't seeI'll be the light to guide youFind out what we're made ofWhen we are called to help our friends in need[Chorus]You can count on me like 1, 2, 3I'll be thereAnd I know when I need itI can count on you like 4, 3, 2And you'll be there'cause that's what friends are supposed to do oh yeahooooooh, oooohhh yeah yeah
Indah sekali memang lagu milik Bruno Mars ini, sampai sekarang pun kata demi kata, kalimat dan demi kalimat masih tergiang didalam kepalaku. Kulihat jalan semakin menanjak, itu atrtinya kita sudah hampir masuk kedaerah Jawa Barat. Perjalanan menjadi tidak bosan setelah adanya lagu didendangkan. Tak lama kemudian Han M, menghampiriku. "Wil, aku ndak oleh njagong kene ?" tanya Hanm padaku. "Yo, oleh lah mosok ra oleh" jawabku kembali. "Lha akbar piye njuk-an?" Tanya Hanm kembali." Yo, njagong tempate de sek asli " jawabku cerdik. "Yoweslah, sek tak takon Akbar gelem pora, Akbar gek nang mburi mbuh kae gek opo." Kata Hanm kepadaku. Tak berapa lama kemudian, Han m duduk disampingku, dalam hati aku sih tak masalah justru aku bahagia karena ada kawan cerita tentang dia. Jujur saja, aku dan Rayhan tak saling berbagi obrolan. Justru, aku malah tertidur dan Rayhan tak tau apa yang ia lakukan. Kubangun, kurapikan tempatku, jam sudah menunjukan pukul 12 lewat, kulihat dari jam tangan Dinda. Dinda? wanita yang kusukai saat masih duduk dikelas 1, namun sekarang persaanku sudah terkikis bak karang yang diterjang ombak lama-lama terkikis. Tak lama kemudian, kita belok lalu berhenti disuatu tempat. Sekilas, itu adaah POM bensin, namun setelah kuamati, disitu juga terdapat Restoran prasmanan. Sejenak kuberunding dengan kaawan-kawan. Yang dirundingkan hanya sepele, ingin makan dahulu atau solat dahulu. "Mending madang sek wae, nek solat engko kepikiran madang dadi ra sah." Sultan berargumentasi. Dan akhirnya kami pun setuju untuk makan terlebih dahulu. Masuklah kami kedalam restoran prasmanan itu. Menurutku, tempatnya cukup nyaman untuk dibuat tempat prasmanan, selain bersih, dan tertata rapi, pelayan nya juga ramah. Ku ambil piring, lalu kuambil nasi secukupnya berserta lauk dan pauk, cari tempat lalu makan. Setelah itu, kami pun bergegas untuk solat dzuhur, mengingat waktu yang sudah hampir menunjukan pukul 2. Saat makan ku tak melihat gadis itu, hati ku merasa risau, jangan-jangan. Ah tak mungkin. Paling hanya persaanku  saja. Kuambil air wudhu, langsung saja tanpa menuggu terlalu lama, kami solat dzuhur berjamaah. Setelah selesai kami kembali ke bus, karena bosan, kami mencoba untuk bermain pada kusir kemudi bus. Akbar mencoba untuk membunyikan klakson, alhasil semuanya kaget, tak terkecuali aku. Kami sempat ber karaoke sebentar. Dan setelah itu pak supir datang, kami kembali ketempat duduk, lalu bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Semua sangat membosankan, sungguh, kulihat hutan, aspal, pelangi, karna habis ujan, Burung, makanan yang jatoh, dan kulihat dia. Kulihat dia saat bis kami, dicegat oleh segerombolan polisi, pikirku itu hanya sebuah razia belaka, Namun kami diperintahkan untuk berhenti lebih lama, sangat lama. Kuambil air putih, dan kuteguk air itu. Tiba bis 2, spontan kutengok bis itu, pancaran sinar mentari ditambah dinginnya suasana saat itu membuatku,  ingin kudekap dia dalam-dalam. Cantik, hal itu yang kupikirkan saat memandangi dirinya, Kutersenyum saat dia melihatku. Cuek, sayang sekali dia hanya cuek, acuh saat melihatku. Bagai sebutir pasir dipadang pasir yang luas. Tak diperhatikan sama sekali. Entah apa yang kupikirkan saat itu, aku justru malah semakin tertarik untuk menyelidiki sifat, dan siapa dia. Hal yang kutahu darinya saat itu hanyalah satu. Kamu cantik. Perjalananpun dilanjutkan kembali, Kami hampir tiba ke tol Cikampek. Gosip mengatakan, bahwa tol Cikampek sering dilanda kemacetan. Namun kuragukan hal itu. Ada satu pengalam yang tak kulupakan hingga saat ini. Waktu sudah menunujukan pukul enam sore, itu artinya kita harus bergegas untuk solat maghrib, namun kita masih didalam bus, dan aku tak tau dimana ini, jalan berliku-liku, naik, turun.Kapan selesainya ?. Namun tiba-tiba hilda temanku, dia bergender wanita, dia melakukan hal yang membuat seluruh penumpang tertawa, tak terkecuali para guru pendamping. Dia melakukan aksi seperti kenek bus di kota kami. Hal itu sangatlah mengundang tawa. Dan tau apa yang terjadi selanjutnya?. Kawan-kawan yang lain pun ikut berdiri, dan melakukan hal yang sama, tak terkecuali diriku, padahal saat itu jalanya berkelok-kelok. Justru malah semakin asik, karena kita bisa senggal senggol, kesana dan kemari. Gubarakk, Semua yang sedang berdiri, jatuh tersungkur termasuk aku, disebabkan karena bisa tiba-tiba berhenti disaat yang tak tepat. Ku kembali ketempat dudukku, masih tetap bersama Rayhan. Saat itu Rayhan belum punya pacar, asal kalian tahu, sekrang dia sudah punya pacar. Pacaranya cantik sekali, berpikir dewasa dalam arti sudah  berpikir kedepan, walu kadang-kadang masih seperti anak kecil. Namun yang kusukai dari pacar Rayhan selain cantik, dia juga suka menulis, bahkan sudah menerbitkan buku dari tulisanya. Walau, aku belum pernah melihat isi, dan karya lain milik pacar Rayhan, tapi sepertinya bagus, dan lebih baik dari pada karyaku. Saat ini, Rayhan sekolah di SMAN 4 YOGYAKARTA, sedangkan pacarnya ikut ikutan juga namun beda sekolah, kalau tidak salah dia sekolah di SMAN 3 YOGYAKARTA. Selamat berbahagia kawanku, kudoakan dari sini, semoga kau bisa meminang dia suatu saat nanti, AMIN. Waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam, akhirnya kami sampai di Restoran prasmanan, di daerah gatein Tol cikampek, ku berhenti sejenak setelah turun dari bis, kulihat sekita, kebanyakan pedagang asongan yang ada, Langsung saja ku masuki Masjid disana, kuambil air wudhu dan bergegas solat maghrib. Kupakai sepatu, kucari wanita itu, iya wanita yang sempat dan dapat membuatku mabuk cinta bukan mabuk bis. Tak ada, yasudah tak apa, mungkin sedang solat, atau mungkin sedang makan. Pikirku saat itu. Sial, perutku sudah tak bisa diajak kompromi, Kuhampiri Rayhan, dan kuajak dia untuk bergegas ke tempat makan. Cukup unik, 

Friday 29 January 2016

Sorry, its just memory!

Tahun 2013

Kisah ini berawal saat awal Sekolah Menengah Pertama dimulai. Banyak hal yang belum kuketahui tentang apa itu "cinta" entah dari arti, sampai penerapanya sendiri. Di tahun itu, aku hanyalah seorang bocah yang lugu, klasik, dan manja. Atau bisa dikatakan pula aku ini "caper". Di tahun itu, aku hanya bisa menghabiskan waktu ku dengan bermain game, tiada hari tanpa bermain game. Di tahun itu pula, Sebuah cerita tentang cinta dimulai, dan apesnya akulah yang mengalami kisah cinta ini, menurutku kisah ini sungguh konyol. Bermula dari, Pandangan pertama, Cinta dibawah meja, Aku disini dan kau disana, sampai aku tahu apa itu cinta yang sebenarnya. Aku harap kalian mau membaca " kisah kasih disekolah " ini. Dan aku harap para wanita akan mengerti bagaimana perjuangan seorang pria mendapatkan hati pujaanya, mempertahankanya, dan rela melepaskanya. 

ORIENTATION

KRIING, Bunyi alarm pun berdering, tanda aku harus bangun dan segera bersiap - siap untuk berangkat sekolah. Ya sekolah, sungguh membosankan. Namun ini bukan sekedar sekolah biasa, hari ini adalah hari dimana aku pertama kali masuk SMP. Ya SMP, pertama kali aku masuk SMP semuanya akan nampak baru, sekolah baru, kelas baru, kawan baru, dan mungkin.. kisah yang baru. Rute dan jarak untuk pergi kesekolah lumayan dekat, oleh karena itu, aku berangkat kesekolah menggunakan sepeda, namun sepeda yang kugunakan saat itu adalah sepeda butut, yang kubeli saat aku masih kelas 2 SD yang sampai sekarang masih rajin aku genjot. Jujur, saat itu aku sangatlah malu, gugup dan, takut. Entah kenapa semua perasaan itu semua bercampur aduk. Yang membuatku malu setengah mati adalah sepeda yang kugunakan, aku selalu ditertawakan saat mengenjot sepeda itu disekolah. Namun apa dayaku yang hanyalah seorang anak dari orang tua yang berpenghasilan cukup. Kembali lagi saat disekolah, Pada saat itu, seluruh siswa baru diharap untuk berkumpul ditengah lapangan untuk pembagian kelas. Tiba saatnya diriku dipanggil untuk maju kedepan "Wildan Majdiy Nashrullah, dari SDN 2 TEMANGGUNG 2" Kata bapak berkumis cowboy. Aku pun maju dengan langkah yang tegap bagaikan seorang tentara yang siap mati. Aku pun mengikuti para pembina OSIS yang mengarahkan ku menuju ruang kelas. Disaat itu aku tak sendiri, ramai, sungguh ramai, kira-kira ada 29 murid yang mengikuti para Pembina OSIS. Sesampainya aku disana, aku merasa asing, mungkin ini hanyalah perasaan ku saja dengan melihat hal baru. Lalu aku dipersilahkan mencari tempat duduk yang diinginkan. Selepas itu, barulah kakak-kakak pembina OSIS mulai memperkenalkan dirinya masing-masing."Perkenalkan nama saya shania, dari kelas 9D" Kata seorang wanita cantik berambut sebahu."Perkenalkan nama saya Debora dari kelas 9D" Ujar seorang wanita gendut. Waktu silih berganti, tiba saatnya untuk diriku memperkenalkan diri. "Perkenalkan nama saya Wildan Majdiy Nashrullah dari SDN 2 TEMANGGUNG 2" kataku dengan lantang. Terus bergantian sampai pada akhirnya ada seorang siswi manis berkurudung putih memperkenalkan dirinya. "Assalamualaikum wr.wrb Perkenalkan nama saya Adinda Raisa kartika sari biasa dipanggil Dinda dari SD AL-KAUTSAR TEMANGGUNG" katanya dengan lantang. Sepintas dia nampak biasa biasa saja sama seperti siswi laninya pada umumnya, namun setelah melihat lebih lama, dan lebih dalam, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. "Oh tuhan apakah ini yang dinamakan cinta ?" batinku dalam hati sambil melihat wanita itu. Rasanya aku ingin mengenalnya lebih dekat lagi. Jam-jam pun terus berputar aku masih saja melihat sambil berangan-angan dapat menjadi "sesuatunya" dikemudian hari. Tiba-tiba saja, " Hayo!, lagi ngapain, pagi-pagi kok udahngelamun!" kata seorang siswa baru disebelahku. "Engga kok, engga ada apa apa cuman mikir biasa aja" kataku kepadanya. " Oalah, aku kira kamu ngelamun nanti kalo ngelamun bisa kemasukan setan lhoo !!" katanya sambil menatap tajam padaku. "Hehehe, iya makasih" jawabku singkat. Setelah semua acara selesai dihari itu kakak pembina menyampaikan sesuatu kepada kami " Dek,3 hari lagi bakalan ada penampilan dari kalian yaitu: yel-yel dan kekompakan kelas."katanya dengan lantang. " Oleh karena itu, kalian diharap kan punya nomor satu sama lain untuk bisa menjaga kekompakan kalian. " imbuhnya. "Yes !, aku jadi bisa ngedapetin nomornya Dinda nih. " batinku dalam hati. Aku pun melaksanakan perintah dari kakak pembina untuk segera mencatat nomor satu sama lain. Disaat itu pula aku mengumpulkan keberanian ku untuk bisa berbicara langsung kepada Dinda. "Mm, dind, aku boleh engga minta nomeer kamu.. ? " Kataku pelan. " Boleh kok, nih nomornya 085723x*45*!%342 " katanya kepadaku. "Mm, makasih ya dind, kalo nanti malem aku sms kamu boleh engga ?" kataku berhati-hati. " Boleh kok !" katanya kepadaku. Siang berganti sore, sore berganti malam, disaat itu juga aku harus segera memutuskan, apakah aku bisa sms dengan Dinda atau tidak. Sungguh aku bimbang. Dengan keberanian ku, Aku mulai menulis beberapa patah kalimat kepadanya. "Mm, Selamat malam Dinda, lagi apa? " tulisku di ponsel. Beberapa detik kemudian ada sms masuk. " Met malem juga Wildan, ini lagi bales sms kamu." balasnya. Jujur aku sempat bingung, kalimat apa yang tepat untuk membalas sms Dinda, dan akhirnya tanpa kusadari pada saat itu aku menulis. " Mm, hehehe iyaa :D, Dind aku kok suka kamu ({}) " tulisku disms.

CINTA PANDANGAN PERTAMA

" Ha !, suka sama aku ? hehe :) kamu lucu deh Wil. " balasnya, lagi-lagi aku bingung harus membalas sms dinda dangan bagaimana. Akhirnya aku pun browsing di internet dengan menuliskan kata kunci " Bagaimana cara mendekati wanita dengan baik dan benar ". Dan akhirnya setelah aku baca dengan teliti panduan " Mendekati wanita dengan baik dan benar ", ternyata aku salah. Yang dimaksud dengan mendekati wanita bukan seperti ini, hanya orang-orang konyol saja yang langsung meluapkan cintanya kepada " dia ". Aku ini memang bodoh, bodoh dalam segala hal, termasuk juga percintaan. " Engga kok beneran kalo yang ini beneran, aku suka kamu " balasku singkat. Entah makhluk apa yang memasuki tubuh ku pada saat itu. Setelah kutunggu beberapa menit, sms dari Dinda pun tak kunjung datang. Aku masih tetap terus menunggu, sampai-sampai aku pun tertidur pada malam itu. Pagi hari pun datang, artinya hari kedua MOS pun akan segera dimulai. Aku pun segera bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Pada hari itu aku tidak berani berangkat sekolah menggunakan sepeda takut ditertawakan lagi, akhirnya aku meminta orang tuaku untuk mengantarkanku kesekolah. Sesampainya disekolah aku masih sempat malu malu. Memang benar jika ada pepatah, Malu Bertanya Sesat Dijalan. Aku malu bertanya dimana letak kelas ku pada saat itu, dengan segala kekuatan yang kumiliki aku kumpulkan semuanya untuk kujadian sebagai keberanian untuk bertanya kepada seorang laki laki yang menurut ku dia Baik, tinggi, dan cakep. " Mm, nuwun, kelas 7D itu sebelah mana ya ? " Tanyaku kepadanya. " 7D ?, owalah 7D, Itu disana aku juga mau kesana kok, aku kelas 7D juga lho, berarti kita sekelas ya ?. Btw, nama kamu siapa ? " Balasnya kepadaku. " Walah satu kelas rupanya, hehehe namaku Wildan kamu siapa ? " kataku kepadanya. " Namaku, Diwa Raharjana biasa dipanggil diwa. Yuk, kita ke kelas kayaknya udah mau masuk tuh. " balasnya. " Siap bos !. " balasku cepat. Kami pun beranjak dari tempat itu dan segera menuju ke kelas. Sesampainya di kelas aku belum bertemu dengan gadis manis itu, entah kenapa aku merasa resah karna ia tak kunjung datang, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku dari belakang. " Kamu tadi malem kan yang nge-sms aku ? " katanya. " Mmm, iyaa emang kenapa Dind ?" balasku. " Engga apa apa, kamu lucu wil. " balasnya seraya meninggalkan ku sendirian. "Kamu lucu wil." kataku dalam hati, entah kenapa kata kata dinda masih teringat dalam memori ku sampai saat ini. Waktu tak terasa berjalan bergitu cepat, tepat pukul jam 9.30, datanglah seorang ibu-ibu menggunakan pakaian PNS, masuk ke kelasku. " Itu guru apa bukan yak ? kok mirip emak ane ? " Batin ku dalam hati. " Assalamualaikum,wr,wb, selamat pagi mbak, mas, perkenalkan nama saya ariyati kalian boleh memanggil saya bu Ar, bu Yati, atau bu Riya. terserah kalian, saya mengajar mata pelajaran bahasa indonesia, karena saya baru pertama kali bertemu kalian saya ingin berkenalan dengan kalian satu-persatu." ucap Bu ar dengan lantang, ditambah panjang dan lebar. Satu persatu murid mulai dipanggil, Wanita berkerudung putih pun dipanggil lalu ditanya siapa namanya. Selepas beberapa menit kemudian barulah aku dipanggil. " Baiklah, yang terakhir, Wildan majdiy nashrullah, ini dimana, dan siapa nama panggilanya ? " kata Bu Ar dengan jelas. " Saya bu disebelah sini, nama saya Wildan Majdiy Nashrullah, biasa dipanggil Wildan, tapi bu saya mau ganti nama. " Kataku dengan jelas. Spontan para murid murid langsung tersenyum, bahkan ada sampai yang tertawa terbahak bahak. " Ada apa ya ? emang ada yang salah ? " Batinku dalam hati. " Lah terus kamu mau dipanggil siapa ? " Tanya bu Ar kembali. " Miko, bu ! " Jawab ku dengan Keras. " Ini nama panjangnya Wildan majdiy nashrullah kok bisa dipanggil Miko ini dari mana ? " Kata bu Ar dengan keheranan. " Ini Miko, dari saya sendiri bu, kan dikelas ada yang namanya Hilda nanti kalau Hilda dipanggil saya jadi ikut terpanggil kan hampir sama Hil, dangan Wil, lalu ada juga yang namanya Zidan, kan belakangnya ada Dannya nanti kalau Zidan dipanggil " Dan " Saya juga ikut terpanggil kan nama belakang saya Dan, Wildan. Begitu bu.. " Jawabku dengan jelas. kembali lagi, spontan para murid kembali tersenyum, sampai ada yang tertawa terbahak-bahak. " Yasudahlah kalau kamu mau dipanggil Miko, tapi saya tetap panggil kamu Wildan. " Kata bu Ar dengan Jelas." Siap bu ! " Jawabku singkat. Waktu terus berjalan, tak terasa tiba saatnya untuk pulang kerumah masing masing. Aku langsung bergegas untuk pulang, aku tidak langsung pulang ke rumah namun langsung pergi ke rumah wanita berkerudung putih. Aku telah menunggu wanita berkerung itu selama setengah jam di depan rumahnya. " Mungkin dia lagi jalan jalan sama temen temen SD nya, atau mungkin pergi ke sesuatu tempat. " Pikirku dalam hati. Setelah sekian lama menunggu akhirnya aku putuskan untuk segera beranajak dari tempat itu dan bergegas pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku tidak langsung mandi, atau pun berganti baju, namun aku langsung mencari ponsel ku yang ternyata tergeletak di bawah tempat tidurku. Langsung saja kuketik pesan singkat dan langsung ku kirim ke Dinda. " Kamu lagi apa? lagi dimana nih ? " tanyaku kepada dinda. Selepas itu aku langsung beranjak dari kamar untuk pergi ke kamar mandi. "Mmm, Punyaku ini belum kusunat, gedenya segini, Apalagi kalo udah disunat, gedenya nanti bisa seberapa ya ? hehehe.." Tawa ku dalam hati. Disaat aku selesai mandi tiba tiba ponsel ku berbunyi. " Oalah, dari Dinda tohh, apa ya isinya ? " kataku dalam hati. " Mbb, aku barusan pulangg, habis main ke perpusda. " balasnya. " owalah, yaudah aku kira kemana, hehe " balasku dengan cepat. " Mm dind besok pulang sekolah ada acara engga ? " Tanyaku kepada Dinda. " Engga emang kenapa ? " Balas Dinda dengan cepat. " Engga ada apa apa kok, aku cuman mau ngomong. " Balasku. Setelah itu tak ada pesan masuk lagi dari Dinda malam itu. Dan seperti biasa aku terus menunggu tanpa lelah, dan tertidur pulas setelahnya. Sang fajar pun menghampiriku, Itu artinya hari ketiga MOS segera dimulai, ya ini hari ketiga hari terakhir aku MOS disekolah, dan nanti setelah pulang sekolah ada Lomba kekompakan kelas. Aku langsung bergegas menuju ke sekolah, dan tiba disana aku bertemu Dinda yang sedang berjalan menuju kelas, dalam hati ingin sekali aku menghampirinya dan berjalan bersama menuju kelas. Namun aku bukan seorang pejantan hebat, aku banci, aku tolol, aku bodoh. Aku hanya berani kepada Game virtual saja, tapi kalau tentang wanita aku sangatlah takut, takut dalam arti takut kita bisa kehilangan dia selama - lamanya, pikirku. Dan akhirnya aku sampai dikelas, Kegiatan pertama pada hari itu berjalan dengan lancar lalu, kami dipersilahkan untuk memilih siapa yang pantas menjadi ketua kelas. Jujur, aku ingin sekali menjadi ketua kelas. Namun sayang, mental ku mental Tahu, sentuh dikit lembek. Dan akhirnya aku pun maju untuk menuliskan siapa saja kandidat yang cocok menjadi ketua kelas, lalu aku memilih pria putih, berkacamata, untuk menjadi asistenku. Jujur, aku merasa pernah bertemu dengan dia sebelumnya, Setelah aku bertanya, ternyata namanya adalah Rayhan Ramadhan, ya Rayhan, nama yang mudah untuk diingat. Selepas Kegiatan pemilihan ketua kelas selesai. Kami bersama sama untuk mempersiapkan kekompakan kelas." Seven D, is the best, will be always better, go, go, spenada, go,go,go chaiyo,chaiyo, Seven D always be the best, Seeveen D ! Simple but exist, TING! " sorak kami bersama sama. Entah kenapa, seakan akan kami ini bisa menyatu dengan cepat, dapat berkeluatga dengan cepat tidak seperti kelas yang lain, masih gengsi dan malu. Dan saat yang ditunggu tunggu pun tiba, kami harus menampilkan Kekompakan kelas kami dilapangan.

Ini adalah Foto kami, ketika kami dipanggil untuk bersama sama melakukan Yel -Yel.


Awal nya aku agak merasa badmood entah kenapa bad mood itu datang disaat yang tidak tepat. Namun setelah melihat wajah Dinda, seolah olah bad mood itu pergi. "Ya tuhan, apakah ini yang dinamakan cinta pandangan pertama ? " Pikirku dalam hati. Dengan semangat kebersamaan yang mengebu-gebu, kami melakukan setiap gerkan dengan cinta, kebersamaan, dan kasih sayang sehingga nampak sedap dipandang. " Seven D !!!, Simple but exist ! TING !" sorak kami semua dengan semangat. Semua langsung memberi tepuk tangan yang sangat meriah. tak terkecuali para pembina osis, yang selama ini memandu kami dalam melakukan kegiatan di sekolah. Dan pada akhirnya, Kami saling bepegangan tangan satu sama lain berdoa agar mendapatkan juara pertama. Dan allahamdulilah, kami berhasil mendapatkan juara pertama, Kegiatan pertama, dan juara pertama, Terima kasih Tuhan, terima kasih kawan, terima kasih Dinda. Selesainya kegiatan hari itu, juga pertanda selesainya MOS tahun itu. Aku pun pulang dengan rasa bercampur aduk, antara, senang, bangga, dan kesal. Ya, kesal karna tidak jadi berbicara dengan Dinda sore itu. Malam hari pun datang aku tidak sempat untuk ber pesan singkat dengan dinda entah kenapa tubuhku ini sangat tidak stabil, dan ingin diistirahatkan. Akhirnya aku beranjak untuk tidur dan bangun keesokan harinya. KUKURUYUUK, suara si jalu terdengar sampai dinding kamarku, sungguh nyaring sekali suara ayam jantan itu, tak seperti aku, sentuh dikit lembek. Aku langsung bergegas untuk mandi dan berangkat kesekolah. Seperti biasa kegiatan sungguh membosankan balajar, membaca, menulis. Tak ada yang special pada hari itu, mungkin karna aku kesurupan, Setelah pulang sekolah aku ingin berbicara sedikir dengan dinda. "Mm, dind ada sesuatu hal yang ingin aku kasih tau ke kamu nih " kataku. " Apaan wil ? " balas Dinda. " Mm, gimana kalo kita ngobrolnya empat mata ? " balasku. " Yaudah deh, depan lab IPA aja gimana ? " Tanya Dinda kepadaku. " Oke no problem. " balasku. " Gimana ini dah empat mata kamu mau bilang apa ? " Tanya dinda. Tiba-tiba Diwa datang menghampiriku." Gek opo kowe wil ? Gek gek rep nembak Dinda to ? " tanya diwa kepadaku. " Hoo iki, aku rep nembak neng meneng ae jo omong sopo sopo, trus aku kudu ngomong piye ki karo dinda " Tanyaku kepadanya. " Ngene ae kowe omong Dengan setulus hatiku kamu mau ngga jadian sama aku? mesti klepek klepek dinda gak bakal nolak, kui jurus paling ampuh turun temurun tujuh turunan. " Kata Diwa. "Pakem ki, dinda gak bakal nolak aku ? " tanyaku kepada diwa." Iyo wes tak jamin 100% gak bakal nolak, kowe ki wes proporsional, duwur, ganteng, manis, konyol, humoris. Cocok dadi pria idaman masa depan." Kata Diwa kepadaku." Yowes lah tak jal sek wae." balasku. Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, dengan backsound suara detak jantung yang terus menggelora, menuntun ku kepada masa depan yang lebih cerah, aku harus mengatakanya sekarang ! " Bismillah" kataku dalam hati "deg,deg,deg,deg" suara detak jantung sampai terdengar ketelingaku. Aku mulai menarik nafas panjang, dan menghembuskanya kembali, menghirup untuk terakhir kalinya dan mulai mengatakaaan. " Mm, Din dengan setulus hatiku kamu mau engga jadian sama aku ?' Kata ku dengan penuh perasaan kepada dinda. Sepertinya Dinda kaget, itu dapat dilihat dari perubahan ekspresi wajahnya, aku masih menunggu jawaban dari dinda. "Mm, maaf Wil aku engga bisa nerima kamu, Mungkin belum, belum saatnya aku jadian sama kamu. Makasih ya Wil udah suka sama aku. " Kata Dinda dengan penuh perasaan. "Lha iki piye gak pakem tenan iki, jare ketompo, ketompo ndasmu, asem tenan, tombok loro. " Umpatku kepada Diwa, sahabatku. " Dadi seiki ngene, dalam percintaan, ada 3 faktor untuk lulus/ ketompo karo bribikanmu. Sek pertama, keberanian, tak puji kowe wes ndue keberanian untuk menyatakan cinta. Sek keloro,golek momen sek pas, percuma nek wes ganteng tur wani, nembak kok ng sekolah, lebar bali sekolah, lebar MOS sisan, nembak ki yo nang kafe, nek rak paling ora ki nang taman. Gak niat tenan, mending sinau sek. Nah sek terakhir ki faktor utama diterima atau tidak. Penampilan, lha penampilanmu we wes meh koyo gembel prapatan Geneng,arep nembak Dinda sek ayune koyo bidadari bak nukik seko langit kongene. Ngimpi ! " Ujar Diwa panjang lebar kepada ku. Aku menelan ludah, seakan akan kawan yang aku banggakan dan yang ku sayangi ini menusukku dalam-dalam. Pada saat itu, hanya ada 2 pilihan tetap mematung disana, atau pulang dengan membawa perasaan yang bercampur aduk. "Wes mending kowe bali ae kono, turu madang, lan adus. lebar kui ngoco ndelok rupamu kepriye nek ra ndue koco ya ki tak silehi, ning ojo dilangke" Kata Diwa sambil menyodorkan sepaket "alat pria". Makin lama, kurasa hatiku semakin hancur bila seperti ini jadinya. Kuambil, kaca itu dan kulempar jauh ke sana. Entah sampai sekarang aku tak tahu dimana kaca itu berada. Lari, ya hanya lari menuju parkiran kendaraan roda dua. Dalam hati aku hanya takut jika Diwa menghajarku karena aku telah membuang kaca itu. Namun, bagaimana lagi, Hawa nafsu telah memasuki jiwa ku. "Heh!, aturan de!" Teriak Diwa kepadaku. Sementara itu Dinda hanya tersenyum, dan mulai meninggalkan tempat itu. Sepanjang jalan, aku hany bisa meratapi nasibku, ya hanya dapat itu, apalagi, senang? tak mungkin, bangga? apa yang perlu dibanggakan ? ditolak Adinda? cewek tercantik dikelas pada saat itu?. hahaha. mungkin ini sudah menjadi takdirku. Yaa, namanya juga pengalaman. Lagipula pengalaman ini yang memulai cerita ini, cerita yang berisi derita remaja tolol, goblok, dan yang tak pernah berfikir, apa nanti jadinya, bila kulakukan ini (nekat).