Friday 20 May 2016

Monyet Melankolis

First Sight

Kisah ini dimulai saat aku masih duduk dibangku SMP. Tepatnya ketika aku masih kelas 2 SMP. Pada saat itu aku sudah tau apa itu pacaran, good boy, bad boy ,dan sebagainya. Bisa dibilang pada saat itu pikiranku sudah seperti orang dewasa. Jujur saja pada saat itu aku juga sudah mengalami hal yang sering dilakukan oleh remaja seusiaku. Yaitu, pacaran. Apa lagi kalau bukan pacaran. Namun, belum pernah yang kurasakan bagaimana cinta/pacaran yang sesungguhnya. Aku hanya sekedar suka, lalu mengatakanya kepada wanita  yang kusuka lalu pacaran, setelah bosan kita bubar. Hanya itu, sangatlah membosankan. Tapi semua itu berubah saat Sabtu siang yang menggairahkan hadir. Saat itu aku sedang duduk di depan kelas, melihat burung yang terbang kesana kemari, tak lelah mengejar apa yang mereka inginkan. Tujuan pengelihatanku buyar ketika melihat sekumpulan gadis dari kelas sebelah datang menuju kelas. Biasanya aku langsung cuek dan membiarkanya lewat dan pergi. Namun, saat ini beda. Aku melihat wanita itu berjalan mengairahkan kepadaku. Jantungku berdegub lebih kencang dan cepat dari  biasanya. Jujur saja aku belum pernah mengalami hal seperti ini. Apakah ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?. Sejenak kukontrol diriku, lalu mulai memandangi wajah gadis itu yang penuh keringat akibat olahraga siang hari itu. Kupandangi dia dalam dalam, ingin sekali mencubit pipinya yang basah karena terkena keringatnya. Jujur, saat itu aku terpesona dalam pandangan pertama. Tiba-tiba konsentrasiku buyar saat bel masuk pelajaran dibunyikan. Dan sejak saat itu memandangi dirinya adalah hal yang menyejukkan hatiku. Dikantin, koperasi, kantor, lapangan, masjid. Ketika bertemu denganya rasanya ingin mengatakan. "Kamu namanya siapa, aku Miko dari kelas 2D". Hahaha namun rasanya tak mungkin. Hati kecil ini ingin sekali mengatakan padanya jika aku suka dia. Hati kecil ini ingin sekali mengenal lebih dalam, siapa dirinya. Kucari kesana kemari, bak preman pasar yang jengkel kepada Tukang Ojek Pengkolan. 
Suatu hari, saat aku duduk dikelas bersama kawan kawanku yang lain, kuberani kan untuk bertanya siapa dia, kuceritakan kepada sahabat terbaikku, Rayhan. Namun, sebenarnya aku tak suka memanggil dia Rayhan, itu terlalu baku. Biasanya dia kupanggil Han M, tau alasanya, karena di kelas terdapat dua nama yang sama. Rayhan Ramadhan dan Rayhan Prasetawan. Jadi ketika aku panggil si Rayhan Muhammad, kupanggil saja dia Han M, dan si Rayhan Prasetyawan, sudah pasti kupanggil Han P karena sesuai dengan kalimat belakangnya Prasetyawan. #Backtothepoint. "M, aku kok gek seneng karo uwong." kataku pada Han M. " Pakeme?, sopo sek mbok senengi ?" Han M tanya balik. " Ha mbuh aku yo gek penasaran sopo jenenge, ayu kok bocahe, manis." Jawabku kepada Han M. " Ciri-cirine koyo piye jal? engko tak takon Kaniko" Balas Han m cepat. " Ciri-cirine ki to ayu, putih, rada duwur, mancung banget, nek kepanasen pipine dadi meh abang. Njuk apaneh ya, pokoke kelas sebelah kok. " jawabku penuh seksama. " Owalah, yo jal aku tak takon Kaniko engko." balas Han M. " Ning pakem lho takon ke, aku penasaran e " balasku kembali " iyo alah, santai wae." balas Han M kembali. Setelah itu, aku memutuskan untuk pergi kekantin perut ini sudah tak bisa ditinggal diam, untuk itu aku mengajak Sultan. Oh iya, Sultan ini orangnya pandai mengaji, taat kepada Tuhan yang maha esa, intinya dia pola pikirnya sudah dewasa, namun terkadang suka jahil kepadaku. Ku ajak Sultan ke kantin. Ku berjalan melewati kelas, lorong, jalan setapak, dan akhirnya kami sampai di kantin kesayangan. Dikantin tersebut ada yang jaga, Namanya Bu Ibah, namun karena aku ingin dia terlihat muda, kupanggil saja dia Mbak Ibah. Kuambil satu buah es teh manis, dan beberapa makanan ringan lainya. Kubayar dan menuju kelas. Memang yang namanya jodoh pasti ngga kemana, buktinya aku berpapasan dengan gadis itu lagi, jantung ini berdegup lebih kencang dari biasanya, kulihat dia ingin ke kantin, dari jarak 10 meter didepan ku dan semakin dekat 7 meter, 5 meter, 3 meter, 2 meter, sumpah ini saat yang ku tunggu-tunggu, rasanya hati kecil ini ingin bertanya siapa namamu. Akhirnya dia hanya lewat begitu saja, ahh, bodohnya aku ini, tak bisa memanfaatkan momen, sial hanya begitu saja ?,hanya lewat ? bodoh, aku memang bodoh, aku ini cewek apa cowok sih, ngomong kek gitu aja gak bisa. Walau aku hanya membiarkan dia untuk lewat, pasti tuhan sudah tau kenapa aku tak menghadangnya dan mengajak berkenalan. Tuhan pasti mengerti, apa yang sedangku rasakan. Sampai kelas, terdengar suara musik yang begitu indah. Penasaran, kutanyai salah satu kawanku. " Eh, iki lagune judule opo? " tanyaku kepada Fasya. " Charlie puth - Marvin Gaye" jawabnya. Kucari lagu itu di Youtube, kutulis satu persatu. C-ha-rl-ie puth. Akhirnya ketemu. Kudengar, kurasakan, ternyata pas dengan isi hati saat itu. Setiap saat ku nyanyikan selalu lagu itu, di kantin, kelas, lapangan, tak terkecuali di WC. 

You got the healing that i want
Just like they say in the song
Until the down. Let's marvin Gaye and get it on

Minggu depan adalah hari yang di tunggu-tunggu siswa kelas 2. Ya, mereka akan mengadakan, Study Tour, atau mungkin lebih tepatnya, Liburan. Bakalan menarik nih, liburan. Kupersiapkan diriku baik-baik. Satu malam sebelum keberangkatan, kusiapkan pakaian, obat, peralatan mandi, dan sebagainya. Ku tidur lebih awal agar bangun lebih awal. Sungguh tak siap bila esok harus berangkat. Namun, yang terjadi adalah kebalikannya. Ku tak bisa tidur. Aku memikirkan Wanita itu. Entah, kenapa perasaan ini tiba-tiba datang, sulit sekali untuk pergi. Padahal esok aku harus berangkat pagi sekali. Sulit sekali. Kuambil segelas air putih lalu mencoba untuk tidur. Kriiing, bel kamarku berdering,"saatnya untuk, mandi, makan, Lets go we going to Jakarta! ". Pikirku. Setelah siap segera saja kuberangkat kesekolah terlebih dahulu. Karena semua bis yang mengangkut kita semua terdapat disana. Sampai juga aku di sekolah. Ternyata ramai juga disana. Tepat sekali, aku bertemu dengan Sultan. " Tong, sek liyane do neng ndi?" tanyaku pada sultan. " Nang njero paling, mlebu wae mendingan, ojo mlebu bis ndisik " jawab Sultan kepadaku. Ku ikuti saran Sultan, dan kita menuju kedalam sekolah. Ramainya, Kucari lalu kududuk disamping tempat duduk Sultan, sementara itu, Upacara sekolah sedang dilaksanakan, bahkan hampir selesai. Setelah sekian lama duduk, bosan menghampiriku, Jalan jalan satu satunya yang dapat membantuku. Koperasi, tempat yang kupilih selain ramai, dekat, tentunya terdapat jajanan snack yang bisa menunda rasa laparku. Tiba tiba di sebelahku terdapat suara, aku tau itu suara, namun rasanya tak asing, rasanya pernah mendengar sebelumnya, tapi kapan, belum kuberanikan diri untuk menenggoknya, kupikir lagi, bukankah ini suara gadis itu, suaranya sama persis saat ia berbincang bincang dengan kawanya saat ingin pergi kekantin. Kucoba untuk melirik, sial terhalangi oleh kardus. Kucoba berdiri mengambil 1 pcs snack, bayar lalu pergi sebelum meninggalkan tempat itu, sempat penasaran menghampiriku, ku balik badan ku, Ya tuhan, apakah ini hadiahmu selama ini, selama ini aku mencintai diam diam, akhirnya aku dapat bersama dia walau hanya beberapa sebentar. Sial, cantik sekali, gumamku dalam hati. Lagi-lagi konsetrasiku buyar ketika Sultan memanggilku untuk lekas berkumpul bersama dengan yang lainya. Bahkan pada saat itu, aku tak sempat mengatakan " Aku duluaan yaa". Ku jatuhka diriku, dan duduk bersama yang lainya. Tak lama kita menunggu, akhirnya kita disuruh untuk lekas mempersiapkan dan membawa barang bawaan kita menuju bus. Dan itu tandanya kita akan segera berangkat. Kulihat diluar sudah banyak bus Safari Dharma Raya berbaris rapi, yang siap mengantar kita ke Jakarta. Aku kedapatan mendapat bus nomor 3, dan wanita itu. Kulihat dia memasuki bus nomor 2. Tak apa, namun entah mengapa ingin sekali kubersamanya, pergi dan menghabiskan waktu dengannya. Kumasuki bus itu, hanya satu dipikiranku saat itu, harum. Ya, sangatlah harum. Harum khas bus OBL. Awalnya, aku mendapat jatah untuk duduk dibelakang, namun entah mengapa dan tanpa alasan yang jelas. Aku disuruh Ega dan Tsania untuk menempati tempat mereka, didepan, belakang guru pendamping. Aku sih tak masalah, yang kumasalahkan hanyalah ingin menghabiskan waktu bersama wanita itu. Aku mendapat jatah duduk bersama Akbar sang ketua kelas, yang sangat beribawa, gagah, dan berani. Berbeda denganku, yang masih sangat kanak-kanak dan tak suka berpikir panjang. Setelah semua siap, roda pun berputar diiringi dengan klakson bus itu. Dalam hati ku ingin kusampaikan kepada gadis itu, hati-hati yaa, sampai bertamu di sana. Satu jam pertama ku masih duduk dengan muka flat. Bosan sungguh bosan. Kucari bekalku, lalu kubuka snack kesukaanku. Kulahap sampai habis. Setelah itu, kucoba untuk tidur, namun lagi lagi tak bisa. Dinginnya AC didalam bus itu sangat membuatku tak nyaman, untung didalam bus tersebut sudah terdapat selimut pada setiap tempat duduknya. Hahah, nyamannya. Kulihat jendela tampaknya bus ini sudah membawa kami sampai Banjarnegara, padahal dalam kurun waktu 3,5 Jam. Tiba-tiba salah satu kawanku Dila memberikan sebuah Flashdisk kepada bapak supir, dan tentunya aku tak tau apa isi flashdisk itu. Dengan sigap bapak supir langsung menancapkan Flashdisk itu kedalam Radio bus. Tiba-tiba terdengar lagu yang tak asing kudengar. Apakah lagu itu milik Bruno Mars?. Kalau tidak salah lagunya adalah Count on me. 
If you ever find yourself stuck in the middle of the seaI'll sail the world to find youIf you ever find yourself lost in the dark and you can't seeI'll be the light to guide youFind out what we're made ofWhen we are called to help our friends in need[Chorus]You can count on me like 1, 2, 3I'll be thereAnd I know when I need itI can count on you like 4, 3, 2And you'll be there'cause that's what friends are supposed to do oh yeahooooooh, oooohhh yeah yeah
Indah sekali memang lagu milik Bruno Mars ini, sampai sekarang pun kata demi kata, kalimat dan demi kalimat masih tergiang didalam kepalaku. Kulihat jalan semakin menanjak, itu atrtinya kita sudah hampir masuk kedaerah Jawa Barat. Perjalanan menjadi tidak bosan setelah adanya lagu didendangkan. Tak lama kemudian Han M, menghampiriku. "Wil, aku ndak oleh njagong kene ?" tanya Hanm padaku. "Yo, oleh lah mosok ra oleh" jawabku kembali. "Lha akbar piye njuk-an?" Tanya Hanm kembali." Yo, njagong tempate de sek asli " jawabku cerdik. "Yoweslah, sek tak takon Akbar gelem pora, Akbar gek nang mburi mbuh kae gek opo." Kata Hanm kepadaku. Tak berapa lama kemudian, Han m duduk disampingku, dalam hati aku sih tak masalah justru aku bahagia karena ada kawan cerita tentang dia. Jujur saja, aku dan Rayhan tak saling berbagi obrolan. Justru, aku malah tertidur dan Rayhan tak tau apa yang ia lakukan. Kubangun, kurapikan tempatku, jam sudah menunjukan pukul 12 lewat, kulihat dari jam tangan Dinda. Dinda? wanita yang kusukai saat masih duduk dikelas 1, namun sekarang persaanku sudah terkikis bak karang yang diterjang ombak lama-lama terkikis. Tak lama kemudian, kita belok lalu berhenti disuatu tempat. Sekilas, itu adaah POM bensin, namun setelah kuamati, disitu juga terdapat Restoran prasmanan. Sejenak kuberunding dengan kaawan-kawan. Yang dirundingkan hanya sepele, ingin makan dahulu atau solat dahulu. "Mending madang sek wae, nek solat engko kepikiran madang dadi ra sah." Sultan berargumentasi. Dan akhirnya kami pun setuju untuk makan terlebih dahulu. Masuklah kami kedalam restoran prasmanan itu. Menurutku, tempatnya cukup nyaman untuk dibuat tempat prasmanan, selain bersih, dan tertata rapi, pelayan nya juga ramah. Ku ambil piring, lalu kuambil nasi secukupnya berserta lauk dan pauk, cari tempat lalu makan. Setelah itu, kami pun bergegas untuk solat dzuhur, mengingat waktu yang sudah hampir menunjukan pukul 2. Saat makan ku tak melihat gadis itu, hati ku merasa risau, jangan-jangan. Ah tak mungkin. Paling hanya persaanku  saja. Kuambil air wudhu, langsung saja tanpa menuggu terlalu lama, kami solat dzuhur berjamaah. Setelah selesai kami kembali ke bus, karena bosan, kami mencoba untuk bermain pada kusir kemudi bus. Akbar mencoba untuk membunyikan klakson, alhasil semuanya kaget, tak terkecuali aku. Kami sempat ber karaoke sebentar. Dan setelah itu pak supir datang, kami kembali ketempat duduk, lalu bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan. Semua sangat membosankan, sungguh, kulihat hutan, aspal, pelangi, karna habis ujan, Burung, makanan yang jatoh, dan kulihat dia. Kulihat dia saat bis kami, dicegat oleh segerombolan polisi, pikirku itu hanya sebuah razia belaka, Namun kami diperintahkan untuk berhenti lebih lama, sangat lama. Kuambil air putih, dan kuteguk air itu. Tiba bis 2, spontan kutengok bis itu, pancaran sinar mentari ditambah dinginnya suasana saat itu membuatku,  ingin kudekap dia dalam-dalam. Cantik, hal itu yang kupikirkan saat memandangi dirinya, Kutersenyum saat dia melihatku. Cuek, sayang sekali dia hanya cuek, acuh saat melihatku. Bagai sebutir pasir dipadang pasir yang luas. Tak diperhatikan sama sekali. Entah apa yang kupikirkan saat itu, aku justru malah semakin tertarik untuk menyelidiki sifat, dan siapa dia. Hal yang kutahu darinya saat itu hanyalah satu. Kamu cantik. Perjalananpun dilanjutkan kembali, Kami hampir tiba ke tol Cikampek. Gosip mengatakan, bahwa tol Cikampek sering dilanda kemacetan. Namun kuragukan hal itu. Ada satu pengalam yang tak kulupakan hingga saat ini. Waktu sudah menunujukan pukul enam sore, itu artinya kita harus bergegas untuk solat maghrib, namun kita masih didalam bus, dan aku tak tau dimana ini, jalan berliku-liku, naik, turun.Kapan selesainya ?. Namun tiba-tiba hilda temanku, dia bergender wanita, dia melakukan hal yang membuat seluruh penumpang tertawa, tak terkecuali para guru pendamping. Dia melakukan aksi seperti kenek bus di kota kami. Hal itu sangatlah mengundang tawa. Dan tau apa yang terjadi selanjutnya?. Kawan-kawan yang lain pun ikut berdiri, dan melakukan hal yang sama, tak terkecuali diriku, padahal saat itu jalanya berkelok-kelok. Justru malah semakin asik, karena kita bisa senggal senggol, kesana dan kemari. Gubarakk, Semua yang sedang berdiri, jatuh tersungkur termasuk aku, disebabkan karena bisa tiba-tiba berhenti disaat yang tak tepat. Ku kembali ketempat dudukku, masih tetap bersama Rayhan. Saat itu Rayhan belum punya pacar, asal kalian tahu, sekrang dia sudah punya pacar. Pacaranya cantik sekali, berpikir dewasa dalam arti sudah  berpikir kedepan, walu kadang-kadang masih seperti anak kecil. Namun yang kusukai dari pacar Rayhan selain cantik, dia juga suka menulis, bahkan sudah menerbitkan buku dari tulisanya. Walau, aku belum pernah melihat isi, dan karya lain milik pacar Rayhan, tapi sepertinya bagus, dan lebih baik dari pada karyaku. Saat ini, Rayhan sekolah di SMAN 4 YOGYAKARTA, sedangkan pacarnya ikut ikutan juga namun beda sekolah, kalau tidak salah dia sekolah di SMAN 3 YOGYAKARTA. Selamat berbahagia kawanku, kudoakan dari sini, semoga kau bisa meminang dia suatu saat nanti, AMIN. Waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh malam, akhirnya kami sampai di Restoran prasmanan, di daerah gatein Tol cikampek, ku berhenti sejenak setelah turun dari bis, kulihat sekita, kebanyakan pedagang asongan yang ada, Langsung saja ku masuki Masjid disana, kuambil air wudhu dan bergegas solat maghrib. Kupakai sepatu, kucari wanita itu, iya wanita yang sempat dan dapat membuatku mabuk cinta bukan mabuk bis. Tak ada, yasudah tak apa, mungkin sedang solat, atau mungkin sedang makan. Pikirku saat itu. Sial, perutku sudah tak bisa diajak kompromi, Kuhampiri Rayhan, dan kuajak dia untuk bergegas ke tempat makan. Cukup unik,