Friday 29 January 2016

Sorry, its just memory!

Tahun 2013

Kisah ini berawal saat awal Sekolah Menengah Pertama dimulai. Banyak hal yang belum kuketahui tentang apa itu "cinta" entah dari arti, sampai penerapanya sendiri. Di tahun itu, aku hanyalah seorang bocah yang lugu, klasik, dan manja. Atau bisa dikatakan pula aku ini "caper". Di tahun itu, aku hanya bisa menghabiskan waktu ku dengan bermain game, tiada hari tanpa bermain game. Di tahun itu pula, Sebuah cerita tentang cinta dimulai, dan apesnya akulah yang mengalami kisah cinta ini, menurutku kisah ini sungguh konyol. Bermula dari, Pandangan pertama, Cinta dibawah meja, Aku disini dan kau disana, sampai aku tahu apa itu cinta yang sebenarnya. Aku harap kalian mau membaca " kisah kasih disekolah " ini. Dan aku harap para wanita akan mengerti bagaimana perjuangan seorang pria mendapatkan hati pujaanya, mempertahankanya, dan rela melepaskanya. 

ORIENTATION

KRIING, Bunyi alarm pun berdering, tanda aku harus bangun dan segera bersiap - siap untuk berangkat sekolah. Ya sekolah, sungguh membosankan. Namun ini bukan sekedar sekolah biasa, hari ini adalah hari dimana aku pertama kali masuk SMP. Ya SMP, pertama kali aku masuk SMP semuanya akan nampak baru, sekolah baru, kelas baru, kawan baru, dan mungkin.. kisah yang baru. Rute dan jarak untuk pergi kesekolah lumayan dekat, oleh karena itu, aku berangkat kesekolah menggunakan sepeda, namun sepeda yang kugunakan saat itu adalah sepeda butut, yang kubeli saat aku masih kelas 2 SD yang sampai sekarang masih rajin aku genjot. Jujur, saat itu aku sangatlah malu, gugup dan, takut. Entah kenapa semua perasaan itu semua bercampur aduk. Yang membuatku malu setengah mati adalah sepeda yang kugunakan, aku selalu ditertawakan saat mengenjot sepeda itu disekolah. Namun apa dayaku yang hanyalah seorang anak dari orang tua yang berpenghasilan cukup. Kembali lagi saat disekolah, Pada saat itu, seluruh siswa baru diharap untuk berkumpul ditengah lapangan untuk pembagian kelas. Tiba saatnya diriku dipanggil untuk maju kedepan "Wildan Majdiy Nashrullah, dari SDN 2 TEMANGGUNG 2" Kata bapak berkumis cowboy. Aku pun maju dengan langkah yang tegap bagaikan seorang tentara yang siap mati. Aku pun mengikuti para pembina OSIS yang mengarahkan ku menuju ruang kelas. Disaat itu aku tak sendiri, ramai, sungguh ramai, kira-kira ada 29 murid yang mengikuti para Pembina OSIS. Sesampainya aku disana, aku merasa asing, mungkin ini hanyalah perasaan ku saja dengan melihat hal baru. Lalu aku dipersilahkan mencari tempat duduk yang diinginkan. Selepas itu, barulah kakak-kakak pembina OSIS mulai memperkenalkan dirinya masing-masing."Perkenalkan nama saya shania, dari kelas 9D" Kata seorang wanita cantik berambut sebahu."Perkenalkan nama saya Debora dari kelas 9D" Ujar seorang wanita gendut. Waktu silih berganti, tiba saatnya untuk diriku memperkenalkan diri. "Perkenalkan nama saya Wildan Majdiy Nashrullah dari SDN 2 TEMANGGUNG 2" kataku dengan lantang. Terus bergantian sampai pada akhirnya ada seorang siswi manis berkurudung putih memperkenalkan dirinya. "Assalamualaikum wr.wrb Perkenalkan nama saya Adinda Raisa kartika sari biasa dipanggil Dinda dari SD AL-KAUTSAR TEMANGGUNG" katanya dengan lantang. Sepintas dia nampak biasa biasa saja sama seperti siswi laninya pada umumnya, namun setelah melihat lebih lama, dan lebih dalam, aku merasakan ada sesuatu yang berbeda dari dirinya. "Oh tuhan apakah ini yang dinamakan cinta ?" batinku dalam hati sambil melihat wanita itu. Rasanya aku ingin mengenalnya lebih dekat lagi. Jam-jam pun terus berputar aku masih saja melihat sambil berangan-angan dapat menjadi "sesuatunya" dikemudian hari. Tiba-tiba saja, " Hayo!, lagi ngapain, pagi-pagi kok udahngelamun!" kata seorang siswa baru disebelahku. "Engga kok, engga ada apa apa cuman mikir biasa aja" kataku kepadanya. " Oalah, aku kira kamu ngelamun nanti kalo ngelamun bisa kemasukan setan lhoo !!" katanya sambil menatap tajam padaku. "Hehehe, iya makasih" jawabku singkat. Setelah semua acara selesai dihari itu kakak pembina menyampaikan sesuatu kepada kami " Dek,3 hari lagi bakalan ada penampilan dari kalian yaitu: yel-yel dan kekompakan kelas."katanya dengan lantang. " Oleh karena itu, kalian diharap kan punya nomor satu sama lain untuk bisa menjaga kekompakan kalian. " imbuhnya. "Yes !, aku jadi bisa ngedapetin nomornya Dinda nih. " batinku dalam hati. Aku pun melaksanakan perintah dari kakak pembina untuk segera mencatat nomor satu sama lain. Disaat itu pula aku mengumpulkan keberanian ku untuk bisa berbicara langsung kepada Dinda. "Mm, dind, aku boleh engga minta nomeer kamu.. ? " Kataku pelan. " Boleh kok, nih nomornya 085723x*45*!%342 " katanya kepadaku. "Mm, makasih ya dind, kalo nanti malem aku sms kamu boleh engga ?" kataku berhati-hati. " Boleh kok !" katanya kepadaku. Siang berganti sore, sore berganti malam, disaat itu juga aku harus segera memutuskan, apakah aku bisa sms dengan Dinda atau tidak. Sungguh aku bimbang. Dengan keberanian ku, Aku mulai menulis beberapa patah kalimat kepadanya. "Mm, Selamat malam Dinda, lagi apa? " tulisku di ponsel. Beberapa detik kemudian ada sms masuk. " Met malem juga Wildan, ini lagi bales sms kamu." balasnya. Jujur aku sempat bingung, kalimat apa yang tepat untuk membalas sms Dinda, dan akhirnya tanpa kusadari pada saat itu aku menulis. " Mm, hehehe iyaa :D, Dind aku kok suka kamu ({}) " tulisku disms.

CINTA PANDANGAN PERTAMA

" Ha !, suka sama aku ? hehe :) kamu lucu deh Wil. " balasnya, lagi-lagi aku bingung harus membalas sms dinda dangan bagaimana. Akhirnya aku pun browsing di internet dengan menuliskan kata kunci " Bagaimana cara mendekati wanita dengan baik dan benar ". Dan akhirnya setelah aku baca dengan teliti panduan " Mendekati wanita dengan baik dan benar ", ternyata aku salah. Yang dimaksud dengan mendekati wanita bukan seperti ini, hanya orang-orang konyol saja yang langsung meluapkan cintanya kepada " dia ". Aku ini memang bodoh, bodoh dalam segala hal, termasuk juga percintaan. " Engga kok beneran kalo yang ini beneran, aku suka kamu " balasku singkat. Entah makhluk apa yang memasuki tubuh ku pada saat itu. Setelah kutunggu beberapa menit, sms dari Dinda pun tak kunjung datang. Aku masih tetap terus menunggu, sampai-sampai aku pun tertidur pada malam itu. Pagi hari pun datang, artinya hari kedua MOS pun akan segera dimulai. Aku pun segera bersiap-siap untuk berangkat kesekolah. Pada hari itu aku tidak berani berangkat sekolah menggunakan sepeda takut ditertawakan lagi, akhirnya aku meminta orang tuaku untuk mengantarkanku kesekolah. Sesampainya disekolah aku masih sempat malu malu. Memang benar jika ada pepatah, Malu Bertanya Sesat Dijalan. Aku malu bertanya dimana letak kelas ku pada saat itu, dengan segala kekuatan yang kumiliki aku kumpulkan semuanya untuk kujadian sebagai keberanian untuk bertanya kepada seorang laki laki yang menurut ku dia Baik, tinggi, dan cakep. " Mm, nuwun, kelas 7D itu sebelah mana ya ? " Tanyaku kepadanya. " 7D ?, owalah 7D, Itu disana aku juga mau kesana kok, aku kelas 7D juga lho, berarti kita sekelas ya ?. Btw, nama kamu siapa ? " Balasnya kepadaku. " Walah satu kelas rupanya, hehehe namaku Wildan kamu siapa ? " kataku kepadanya. " Namaku, Diwa Raharjana biasa dipanggil diwa. Yuk, kita ke kelas kayaknya udah mau masuk tuh. " balasnya. " Siap bos !. " balasku cepat. Kami pun beranjak dari tempat itu dan segera menuju ke kelas. Sesampainya di kelas aku belum bertemu dengan gadis manis itu, entah kenapa aku merasa resah karna ia tak kunjung datang, tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundakku dari belakang. " Kamu tadi malem kan yang nge-sms aku ? " katanya. " Mmm, iyaa emang kenapa Dind ?" balasku. " Engga apa apa, kamu lucu wil. " balasnya seraya meninggalkan ku sendirian. "Kamu lucu wil." kataku dalam hati, entah kenapa kata kata dinda masih teringat dalam memori ku sampai saat ini. Waktu tak terasa berjalan bergitu cepat, tepat pukul jam 9.30, datanglah seorang ibu-ibu menggunakan pakaian PNS, masuk ke kelasku. " Itu guru apa bukan yak ? kok mirip emak ane ? " Batin ku dalam hati. " Assalamualaikum,wr,wb, selamat pagi mbak, mas, perkenalkan nama saya ariyati kalian boleh memanggil saya bu Ar, bu Yati, atau bu Riya. terserah kalian, saya mengajar mata pelajaran bahasa indonesia, karena saya baru pertama kali bertemu kalian saya ingin berkenalan dengan kalian satu-persatu." ucap Bu ar dengan lantang, ditambah panjang dan lebar. Satu persatu murid mulai dipanggil, Wanita berkerudung putih pun dipanggil lalu ditanya siapa namanya. Selepas beberapa menit kemudian barulah aku dipanggil. " Baiklah, yang terakhir, Wildan majdiy nashrullah, ini dimana, dan siapa nama panggilanya ? " kata Bu Ar dengan jelas. " Saya bu disebelah sini, nama saya Wildan Majdiy Nashrullah, biasa dipanggil Wildan, tapi bu saya mau ganti nama. " Kataku dengan jelas. Spontan para murid murid langsung tersenyum, bahkan ada sampai yang tertawa terbahak bahak. " Ada apa ya ? emang ada yang salah ? " Batinku dalam hati. " Lah terus kamu mau dipanggil siapa ? " Tanya bu Ar kembali. " Miko, bu ! " Jawab ku dengan Keras. " Ini nama panjangnya Wildan majdiy nashrullah kok bisa dipanggil Miko ini dari mana ? " Kata bu Ar dengan keheranan. " Ini Miko, dari saya sendiri bu, kan dikelas ada yang namanya Hilda nanti kalau Hilda dipanggil saya jadi ikut terpanggil kan hampir sama Hil, dangan Wil, lalu ada juga yang namanya Zidan, kan belakangnya ada Dannya nanti kalau Zidan dipanggil " Dan " Saya juga ikut terpanggil kan nama belakang saya Dan, Wildan. Begitu bu.. " Jawabku dengan jelas. kembali lagi, spontan para murid kembali tersenyum, sampai ada yang tertawa terbahak-bahak. " Yasudahlah kalau kamu mau dipanggil Miko, tapi saya tetap panggil kamu Wildan. " Kata bu Ar dengan Jelas." Siap bu ! " Jawabku singkat. Waktu terus berjalan, tak terasa tiba saatnya untuk pulang kerumah masing masing. Aku langsung bergegas untuk pulang, aku tidak langsung pulang ke rumah namun langsung pergi ke rumah wanita berkerudung putih. Aku telah menunggu wanita berkerung itu selama setengah jam di depan rumahnya. " Mungkin dia lagi jalan jalan sama temen temen SD nya, atau mungkin pergi ke sesuatu tempat. " Pikirku dalam hati. Setelah sekian lama menunggu akhirnya aku putuskan untuk segera beranajak dari tempat itu dan bergegas pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku tidak langsung mandi, atau pun berganti baju, namun aku langsung mencari ponsel ku yang ternyata tergeletak di bawah tempat tidurku. Langsung saja kuketik pesan singkat dan langsung ku kirim ke Dinda. " Kamu lagi apa? lagi dimana nih ? " tanyaku kepada dinda. Selepas itu aku langsung beranjak dari kamar untuk pergi ke kamar mandi. "Mmm, Punyaku ini belum kusunat, gedenya segini, Apalagi kalo udah disunat, gedenya nanti bisa seberapa ya ? hehehe.." Tawa ku dalam hati. Disaat aku selesai mandi tiba tiba ponsel ku berbunyi. " Oalah, dari Dinda tohh, apa ya isinya ? " kataku dalam hati. " Mbb, aku barusan pulangg, habis main ke perpusda. " balasnya. " owalah, yaudah aku kira kemana, hehe " balasku dengan cepat. " Mm dind besok pulang sekolah ada acara engga ? " Tanyaku kepada Dinda. " Engga emang kenapa ? " Balas Dinda dengan cepat. " Engga ada apa apa kok, aku cuman mau ngomong. " Balasku. Setelah itu tak ada pesan masuk lagi dari Dinda malam itu. Dan seperti biasa aku terus menunggu tanpa lelah, dan tertidur pulas setelahnya. Sang fajar pun menghampiriku, Itu artinya hari ketiga MOS segera dimulai, ya ini hari ketiga hari terakhir aku MOS disekolah, dan nanti setelah pulang sekolah ada Lomba kekompakan kelas. Aku langsung bergegas menuju ke sekolah, dan tiba disana aku bertemu Dinda yang sedang berjalan menuju kelas, dalam hati ingin sekali aku menghampirinya dan berjalan bersama menuju kelas. Namun aku bukan seorang pejantan hebat, aku banci, aku tolol, aku bodoh. Aku hanya berani kepada Game virtual saja, tapi kalau tentang wanita aku sangatlah takut, takut dalam arti takut kita bisa kehilangan dia selama - lamanya, pikirku. Dan akhirnya aku sampai dikelas, Kegiatan pertama pada hari itu berjalan dengan lancar lalu, kami dipersilahkan untuk memilih siapa yang pantas menjadi ketua kelas. Jujur, aku ingin sekali menjadi ketua kelas. Namun sayang, mental ku mental Tahu, sentuh dikit lembek. Dan akhirnya aku pun maju untuk menuliskan siapa saja kandidat yang cocok menjadi ketua kelas, lalu aku memilih pria putih, berkacamata, untuk menjadi asistenku. Jujur, aku merasa pernah bertemu dengan dia sebelumnya, Setelah aku bertanya, ternyata namanya adalah Rayhan Ramadhan, ya Rayhan, nama yang mudah untuk diingat. Selepas Kegiatan pemilihan ketua kelas selesai. Kami bersama sama untuk mempersiapkan kekompakan kelas." Seven D, is the best, will be always better, go, go, spenada, go,go,go chaiyo,chaiyo, Seven D always be the best, Seeveen D ! Simple but exist, TING! " sorak kami bersama sama. Entah kenapa, seakan akan kami ini bisa menyatu dengan cepat, dapat berkeluatga dengan cepat tidak seperti kelas yang lain, masih gengsi dan malu. Dan saat yang ditunggu tunggu pun tiba, kami harus menampilkan Kekompakan kelas kami dilapangan.

Ini adalah Foto kami, ketika kami dipanggil untuk bersama sama melakukan Yel -Yel.


Awal nya aku agak merasa badmood entah kenapa bad mood itu datang disaat yang tidak tepat. Namun setelah melihat wajah Dinda, seolah olah bad mood itu pergi. "Ya tuhan, apakah ini yang dinamakan cinta pandangan pertama ? " Pikirku dalam hati. Dengan semangat kebersamaan yang mengebu-gebu, kami melakukan setiap gerkan dengan cinta, kebersamaan, dan kasih sayang sehingga nampak sedap dipandang. " Seven D !!!, Simple but exist ! TING !" sorak kami semua dengan semangat. Semua langsung memberi tepuk tangan yang sangat meriah. tak terkecuali para pembina osis, yang selama ini memandu kami dalam melakukan kegiatan di sekolah. Dan pada akhirnya, Kami saling bepegangan tangan satu sama lain berdoa agar mendapatkan juara pertama. Dan allahamdulilah, kami berhasil mendapatkan juara pertama, Kegiatan pertama, dan juara pertama, Terima kasih Tuhan, terima kasih kawan, terima kasih Dinda. Selesainya kegiatan hari itu, juga pertanda selesainya MOS tahun itu. Aku pun pulang dengan rasa bercampur aduk, antara, senang, bangga, dan kesal. Ya, kesal karna tidak jadi berbicara dengan Dinda sore itu. Malam hari pun datang aku tidak sempat untuk ber pesan singkat dengan dinda entah kenapa tubuhku ini sangat tidak stabil, dan ingin diistirahatkan. Akhirnya aku beranjak untuk tidur dan bangun keesokan harinya. KUKURUYUUK, suara si jalu terdengar sampai dinding kamarku, sungguh nyaring sekali suara ayam jantan itu, tak seperti aku, sentuh dikit lembek. Aku langsung bergegas untuk mandi dan berangkat kesekolah. Seperti biasa kegiatan sungguh membosankan balajar, membaca, menulis. Tak ada yang special pada hari itu, mungkin karna aku kesurupan, Setelah pulang sekolah aku ingin berbicara sedikir dengan dinda. "Mm, dind ada sesuatu hal yang ingin aku kasih tau ke kamu nih " kataku. " Apaan wil ? " balas Dinda. " Mm, gimana kalo kita ngobrolnya empat mata ? " balasku. " Yaudah deh, depan lab IPA aja gimana ? " Tanya Dinda kepadaku. " Oke no problem. " balasku. " Gimana ini dah empat mata kamu mau bilang apa ? " Tanya dinda. Tiba-tiba Diwa datang menghampiriku." Gek opo kowe wil ? Gek gek rep nembak Dinda to ? " tanya diwa kepadaku. " Hoo iki, aku rep nembak neng meneng ae jo omong sopo sopo, trus aku kudu ngomong piye ki karo dinda " Tanyaku kepadanya. " Ngene ae kowe omong Dengan setulus hatiku kamu mau ngga jadian sama aku? mesti klepek klepek dinda gak bakal nolak, kui jurus paling ampuh turun temurun tujuh turunan. " Kata Diwa. "Pakem ki, dinda gak bakal nolak aku ? " tanyaku kepada diwa." Iyo wes tak jamin 100% gak bakal nolak, kowe ki wes proporsional, duwur, ganteng, manis, konyol, humoris. Cocok dadi pria idaman masa depan." Kata Diwa kepadaku." Yowes lah tak jal sek wae." balasku. Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, dengan backsound suara detak jantung yang terus menggelora, menuntun ku kepada masa depan yang lebih cerah, aku harus mengatakanya sekarang ! " Bismillah" kataku dalam hati "deg,deg,deg,deg" suara detak jantung sampai terdengar ketelingaku. Aku mulai menarik nafas panjang, dan menghembuskanya kembali, menghirup untuk terakhir kalinya dan mulai mengatakaaan. " Mm, Din dengan setulus hatiku kamu mau engga jadian sama aku ?' Kata ku dengan penuh perasaan kepada dinda. Sepertinya Dinda kaget, itu dapat dilihat dari perubahan ekspresi wajahnya, aku masih menunggu jawaban dari dinda. "Mm, maaf Wil aku engga bisa nerima kamu, Mungkin belum, belum saatnya aku jadian sama kamu. Makasih ya Wil udah suka sama aku. " Kata Dinda dengan penuh perasaan. "Lha iki piye gak pakem tenan iki, jare ketompo, ketompo ndasmu, asem tenan, tombok loro. " Umpatku kepada Diwa, sahabatku. " Dadi seiki ngene, dalam percintaan, ada 3 faktor untuk lulus/ ketompo karo bribikanmu. Sek pertama, keberanian, tak puji kowe wes ndue keberanian untuk menyatakan cinta. Sek keloro,golek momen sek pas, percuma nek wes ganteng tur wani, nembak kok ng sekolah, lebar bali sekolah, lebar MOS sisan, nembak ki yo nang kafe, nek rak paling ora ki nang taman. Gak niat tenan, mending sinau sek. Nah sek terakhir ki faktor utama diterima atau tidak. Penampilan, lha penampilanmu we wes meh koyo gembel prapatan Geneng,arep nembak Dinda sek ayune koyo bidadari bak nukik seko langit kongene. Ngimpi ! " Ujar Diwa panjang lebar kepada ku. Aku menelan ludah, seakan akan kawan yang aku banggakan dan yang ku sayangi ini menusukku dalam-dalam. Pada saat itu, hanya ada 2 pilihan tetap mematung disana, atau pulang dengan membawa perasaan yang bercampur aduk. "Wes mending kowe bali ae kono, turu madang, lan adus. lebar kui ngoco ndelok rupamu kepriye nek ra ndue koco ya ki tak silehi, ning ojo dilangke" Kata Diwa sambil menyodorkan sepaket "alat pria". Makin lama, kurasa hatiku semakin hancur bila seperti ini jadinya. Kuambil, kaca itu dan kulempar jauh ke sana. Entah sampai sekarang aku tak tahu dimana kaca itu berada. Lari, ya hanya lari menuju parkiran kendaraan roda dua. Dalam hati aku hanya takut jika Diwa menghajarku karena aku telah membuang kaca itu. Namun, bagaimana lagi, Hawa nafsu telah memasuki jiwa ku. "Heh!, aturan de!" Teriak Diwa kepadaku. Sementara itu Dinda hanya tersenyum, dan mulai meninggalkan tempat itu. Sepanjang jalan, aku hany bisa meratapi nasibku, ya hanya dapat itu, apalagi, senang? tak mungkin, bangga? apa yang perlu dibanggakan ? ditolak Adinda? cewek tercantik dikelas pada saat itu?. hahaha. mungkin ini sudah menjadi takdirku. Yaa, namanya juga pengalaman. Lagipula pengalaman ini yang memulai cerita ini, cerita yang berisi derita remaja tolol, goblok, dan yang tak pernah berfikir, apa nanti jadinya, bila kulakukan ini (nekat).